Sabtu, 25 April 2015

Waspada Keracunan Pada Air Minum Kemasan 

       Air merupakan kebutuhan utama bagi setiap makhluk hidup dipermukaan bumi baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Setiap kegiatan mereka tidak akan pernah lepas dari kebutuhan akan air. Bagi manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan terutama untuk minum yang harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002). Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat resiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri atau zat-zat berbahaya. Air minum yang baik harus memenuhi standar air minum yang telah ditentukan dalam peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/2002 yang merupakan standar air minum. 
       Untuk memenuhi kebutuhan air minum pada masyarakat saat ini sangatlah bervariasi. Di kota besar, dalam hal pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat juga mengkonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK), karena praktis dan dianggap lebih higienis. AMDK diproduksi oleh industri melalui proses otomatis dan disertai dengan pengujian kualitas sebelum diedarkan ke masyarakat. 

Apakah Air Minum Dalam Kemasan yang kita konsumsi, sudah terbebas dari mikroba ?
       Belum tentu, karena berdasarkan studi kasus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) terdapat 20 depo air minum isi ulang di wilayah Jakarta pada tahun 2012 tidak memenuhi standar pengisian air minum, seperti tidak adanya proses sterilisasi pada galon air. Proses produksi yang tidak memenuhi standar diduga menjadi faktor penyebab produk tersebut tercemar. Selain itu, penanganan produk secara tidak tepat saat distribusi hingga sampai ke pedagang dan konsumen juga berpengaruh pada kualitas AMDK. Kemasan yang rusak atau bocor akibat guncangan karena penanganan yang kurang tepat, seperti dilempar saat proses distribusi, dapat memicu perkembangan mikroba di dalamnya. Penyimpanan yang tidak baik, seperti dalam keadaan tidak tertutup rapat atau di tempat yang kontak langsung dengan sinar matahari dapat memicu perkembangan mikroba tertentu yang mengandung klorofil dan merusak mutu dari kualitas air tersebut. Meminum air minum yang terkontaminasi mikroba patogen merupakan salah satu faktor utama berkembangnya penyakit, seperti diare.

Mikroba apa saja yang dapat mencemari air minum ? 
       Ternyata air minum yang kita konsumsi dapat tercemar oleh mikroba, berikut beberapa mikroba yang dapat mencemari air minum : 
1. Escherichia coli 
Tanda tanda umum E. coli :
- Bentuk bulat cenderung ke batang panjang 
-Bentuk batang, biasanya berukuran 0,5 x 1 - 3 µ 
-Terdapat sendiri sendiri, berpasang-pasangan dan rangkaian pendek 
- Bergerak atau tidak bergerak 
- bergerak dengan menggunakan flagella peritrik 
- biasanya tidak berbentuk kapsul 
- Tidak membentuk spora 
- Gram negatif 
- Aerob, anaerob fakultatif. 
 Sifat sifat khusus E. coli antara lain : 
 - Merupakan parasit dalam saluran pencernaan makanan manusia dan hewan berdarah panas. 
 - Pada manusia kadang kadang menyebabkan penyakit enteritis, peritonitis, cistitis dan sebagainya.
 - Hasil uji methil red positif keluarga dari species ini memfermentasikan laktosa dan glukosa dengan menghasilkanasam dan gas. 
- Menghasilkan asam dalam jumlah yang banyak dari glukosa tetapi acethyl methyl carbinol tidak dihasilkan. - CO2 dan H2 kira kira dihasilkan dalam volume yang sama dalam glukosa. 
- Pada umumnya asam uric tidakdapat dipakai sebagai satu satunya sumbernitrogen. 
- Ditemukan dalam faeces. 
- Hasil uji Eykman. 
- Asam sitrat dan garam dari asam sitrat tidak dapat dipakai sebagai satu-satunya sumber karbon.  
              Escherichia coli merupakan bakteri yang umum ditemukan pada usus manusia dan hewan berdarah panas. Kebanyakan strain E. coli tidak berbahaya, karena berperan penting dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen-pigmen empedu, asam-asam empedu dan penyerapan zat-zat makanan. Namun beberapa strain E. coli bisa menjadi patogen atau penyebab penyakit. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh E. coli, antara lain infeksi saluran kemih, diare, keracunan darah (sepsis), dan meningitis. E. coli merupakan penyebab utama infeksi saluran kemih pada kira-kira 90 % wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain sering buang air kecil, disuria, hematuria, dan piuria. Biasanya pasien menderita nyeri pinggang akibat infeksi saluran kemih bagian atas.
E. coli O157:H7 merupakan satu dari ratusan strain E. coli yang dapat menghasilkan toksin dan menyebabkan penyakit parah. Infeksi E. coli O157:H7 dapat menyebabkan kram perut, mual atau muntah, dan diare berdarah. Pada beberapa kasus, diare berdarah dapat timbul setiap 15-30 menit. Gejala ini biasanya dimulai 3-4 hari setelah masuknya bakteri ke dalam tubuh, dan dapat pula terjadi 1-9 hari setelahnya. Namun perlu diperhatikan juga bahwa gejala tersebut umum terjadi pada beberapa macam penyakit yang tidak hanya diakibatkan air minum yang tercemar. 
2. Salmonella 
       Salmonella merupakan bakteri penyebab penyakit pada saluran pencernaan. Gejala umum orang yang terjangkit Salmonella seperti diare, kram perut, dan demam yang timbul dalam kurun waktu 8-72 jam setelah mengkonsumsi pangan dan meminum air yang terkontaminasi Salmonella. Gejala lainnya adalah sakit kepala, mual dan muntah-muntah.Secara umum Salmonella bisa menyebabkan beberapa penyakit :
 a. Salmonella typhi dapat menyebabkan penyakit demam tifus dengan masa inkubasi umumnya 10–14 hari. Gejala demam tifus meliputi demam, tidak nafsu makan, mual, dan muntah. Diare biasanya terjadi selama infeksi pada minggu kedua dan mungkin terdapat darah dalam tinja. 
 b. Demam paratifoid adalah penyakit enterik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella paratyphi. Ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar, infeksi ditandai dengan demam berkelanjutan, sakit kepala, nyeri perut, denyut jantung lambat, dan hepatosplenomegali (perbesaran hati atau limpa). 
c. Gastroenteritis yakni gejala yang paling sering dari infeksi Salmonella. Biasanya dalam kurun waktu 4–48 jam setelah mengonsumsi cemaran Salmonella timbul rasa sakit perut yang mendadak dengan diare encer/berair, kadang dengan lendir atau darah, sakit kepala, mual, muntah, demam dengan suhu 38–39°C. 
 3. Pseudomonas aeruginosa
 Pseudomonas aeruginosa berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6 x 2 µm. Bakteri ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang membentuk rantai yang pendek. P.aeruginosa termasuk bakteri gram negatif. Bakteri ini bersifat aerob, katalase positif,oksidase positif, tidak mampu memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak berspora, tidak mempunyai selubung (sheat) dan mempunyai flagel monotrika (flagel tunggal pada kutub) sehingga selalu bergerak. Bakteri ini dapat tumbuh di air suling dan akan tumbuh dengan baik dengan adanya unsur N dan C. Suhu optimum untuk pertumbuhan P. aeruginosa adalah 42o C. P. aeruginosa mudah tumbuh pada berbagai media pembiakan karena kebutuhan nutrisinya sangat sederhana.
P. aeruginosa adalah bakteri yang secara luas dapat ditemukan di alam, semisal di tanah, air, tanaman, dan hewan. P. aeruginosa adalah patogen oportunistik yang merupakan penyebab utama infeksi pneumonia nosokomial. Meskipun demikian, bakteri ini dapat berkolonisasi pada manusia normal tanpa menyebabkan penyakit. P. aeruginosa menyebabkan penyakit terlokalisasi dan sistemik. P. Aeruginosa memproduksi sejumlah endotoksin dan produk ekstraseluler yang menunjang invasi lokal dan penyebaran mikroorganisme. Toksin dan produk ekstraseluler ini mencakup protease ekstraseluler, sitotoksin, hemolisin, dan piosianin. Untuk penyakit sistemik, produk yang menunjang invasi mencakup kapsul antifagositas, endotoksin, eksotoksin A, dan eksotoksin S. Infeksi dapat terjadi di mata, telinga, kulit, saluran urin, saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan pada sistem saraf pusat. Infeksi lokal berpotensi berkembang menjadi infeksi yang menyebabkan mata meradang bengkak dan mata merah. Infeksi sistemik karena P. aeruginosa mencakup bakteremia, pneumonia sekunder, infeksi tulang dan otot, endokarditis, infeksi sistem saraf pusat, dan infeksi jaringan kulit.

Bagaimana cara penanggulangan agar air minum tidak tercemar oleh mikroba ?
       Penanggulangan mikroba yang mencemari air adalah dengan cara mengolah air minum dengan baik dan benar. Ada beberapa cara pengolahan air antara lain: .
a. Klorinisasi 
Yaitu pemberian zat klorin pada air setelah diambil dari sumbernya. Tujuannya sama, untuk membunuh kuman agar air dapat dikonsumsi. Klorin cukup dicampurkan dalam air sesuai takaran yaitu 1,25% (misalnya 20 liter air (1 galon) = 3 tetes klorin).kemudian aduk/kocok dan diamkan selama 30 menit. Setelah itu air sudah bisa dikonsumsi, namun baunya masih tajam. Untuk menghilangkan baunya, diamkan air selama semalaman dengan ditutupi kain kasa agar baunya menguap. Air yang dimurnikan dengan cra ini bisa menurunkan risiko diare sebesar 40-80%. Cara ini aman digunakan dalam jangka waktu lama karena tidak menimbulkan pengendapan klorin dalam tubuh. Selain itu, air minum dengan klorin ini lebih kecil beresiko terpapar bakteri dibandingkan cara lainnya. 
 b. Flokulasi/penggumpalan dan disinfeksi Flokulasi dan disinfeksi adalah metode pengolahan air minum dengan proses penggumpalan untuk menjernihkan air (menyisihkan kekeruhannya). Pada air baku diberikan bahan kimia tertentu kemudian diaduk secara mekanis dalam suatu tempat hingga merata. Kemudian air tersebut dialirkan ke wadah penampuangan lain untuk proses penggumpalan/flokulasi. Di akhir proses akan terbentuk endapan flok/gumpalan dalam bak pengendap. Untuk lebih amannya kemudian dilakukan disinfeksi dengan klorin. 


Referensi : 

Pelczar, M., 1988, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI Press, Jakarta 
Sri Agung Fitri Kusuma, 2010, Escherichia coli, Bandung: Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran.
Junaedi, 2004, http://eprints.undip.ac.id/4056/1/2086.pdf
Mayasari, Evita, 2006, Pseudomonas aeruginosa; Karakteristik, Infeksi, dan Penanganan:// library.usu.ac.id
Melliawati,ruth,2009,http://www.biotek.lipi.go.id/images/stories/biotrends/vol4no1/EcoliR.Melliawati1014.pdf Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. [cited at 2013 Sep 26]. Available from: http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/53_Permenkes%20492.pdf. 

26 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Berdasarkan artikel diatas telah dikemukakan beberapa bakteri yang mungkin terkandung dalam air minum dalam kemasan, disini saya ingin menambahkan sedikit bahasan, seperti yang telah dibahas sebelumnya, air minum yang layak untuk dikonsumsi tidak boleh mengandung bakteri coliform dan bakteri patogen termasuk Escherichia coli, Salmonella, Clostridium perfringens dan Pseudomonas aeruginosa. Lalu apakah bakteri coliform itu? Bakteri coliform adalah golongan bakteri yang hidup dalam saluran percernaan manusia antara lain golongan Enterobacter, Klebsiella, Proteus dan Escherichia coli. Golongan bakteri patogen lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dan sering ditemukan di dalam air minum adalah Salmonella, Staphylococcus dan Pseudomonas. Dalam pemeriksaan bakteri coliform dengan cara uji nilai duga terdekat, dilakukan melalui uji prakiraan dan uji konfirmasi. Uji konfirmasi dilakukan untuk meyakinkan keberadaan uji coliform karena pada uji prakiraan hasil yang positif tidak selalu disebabkan oleh adanya bakteri coliform. Hasil uji positif dapat juga disebabkan oleh bakteri lain yang dapat memfermentasi laktosa yang disertai dengan pembentukan gas dan asam atau dikarenakan oleh bakteri-bakteri yang bersifat sinergis sehingga dapat menguraikan karbohidrat dan membentuk gas. Dalam uji konfirmasi digunakan media selektif yaitu media Brilliant Green Lactose Bile 2%. (BGLB) yang mengandung garam empedu yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif yang tidak hidup dalam saluran pencernaan manusia dan mengandung hijau brilian yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif tertentu selain coliform.

    Landasan saya memberikan komentar berdasarkan pada jurnal yang dapat diakses di :
    https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CC0QFjAD&url=http%3A%2F%2Fwww.researchgate.net%2Fprofile%2FMaksum_Radji%2Fpublication%2F266375983_PEMERIKSAAN_BAKTERIOLOGIS_AIR_MINUM_ISI_ULANG_DI_BEBERAPA_DEPO_AIR_MINUM_ISI_ULANG_DI_DAERAH_LENTENG_AGUNG_DAN_SRENGSENG_SAWAH_JAKARTA_SELATAN%2Flinks%2F542dfc3d0cf277d58e8e973b.pdf&ei=8XpAVYz6DsqzuATQ_YDIAw&usg=AFQjCNHNkE4E4_WD3-YQewkVWEFIDnQhBw&bvm=bv.91665533,d.c2E

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih saudara Abdan atas tambahannya.

      Hapus
  3. berdasarkan artikel diatas,bahwa banyak sekali bakteri yang terdapat pada air minum kemasan. bahwasannya, sekarang ini telah ada alat penyaring yang mengubah air keran menjadi air minum. Dengan proses tahap pemurnian dapat menghilangkan bakteri dan kuman yang terdapat dalam air keran. Bagaimana pendapat anda tentang teknologi tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. karena paparan artikel di atas sudah cukup jelas dan juga sudah banyak pertanyaan yang di jawab secara jelas, jadi disini saya ingin berpendapat saja mengenai komentar dari saudari upi. mungkin banyak ya alat penyaring air minum tapi kita ambil satu contoh alat saja yang memiliki cara kerja melalui 4 tahap proses penyaringan air yakni :
      1. Saringan Serat Mikro. Air yang dituang akan melewati saringan serat mikro untuk menghilangkan kotoran yang terlihat
      2. Filter Karbon Aktif. Kemudian melewati filter karbon aktif untuk menghilangkan pestisida dan parasit berbahaya
      3. Prosesor Pembunuh Kuman. Selanjutnya processor pembunuh kuman dengan ‘Teknologi Pembunuh Kuman Terprogram’ membunuh semua virus dan bakteri berbahaya
      4. Penjernih. Akhirmya, air akan melalui penjernih yang akan menghasilkan air yang jernih, tidak berbau, dan dengan rasa yang alami
      dari melalui 4 tahap tersebut ada tahap filter karbon aktif dan prosesor pembunuh kuman. mungkin setelah melewati tahap tsb air yang awalnya tidak layak di minum karena kotor dan banyak mengandung bakteri menjadi air bersih dimana bakteri tsb telah mati. namun mungkin kita juga tidak bisa yakin bahwa air tsb benar2 sudah 100% bersih dan tidak mengandung bakteri karena bisa jadi ada bakteri yang tetap bisa bertahan atau fungsi alat yang terkadang tidak berjalan secara benar. tapi setidaknya air yang telah di saring tsb sama halnya seperti air minum kemasan yang belum pasti 100% bersih dari bakteri.

      Hapus
  4. berdasarkan paparan dari artikel diatas, bakteri E. coli dapat menyebabkan penyakit enteritis, peritonitis, cistitis? bagaimana mekanisme terjadinya penyakit tersebut?

    terkait pertanyaan dari saudari Luthfi Adzkia, saya ingin berpendapat mengenai teknologi yang bisa mengubah air keran menjadi air minum. Dalam proses penyaringan dan pemurnian air menjadi air murni yang aman untuk dikonsumsi, ada beberapa alat dan teknologi yang digunakan. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi reverse osmosis. Teknologi yang telah lama digunakan oleh NASA, yaitu badan pusat antariksa milik Amerika Serikat. Teknologi ini kini telah banyak digunakan oleh banyak usaha penyaringan air untuk air minum, karena kualitas air murni yang terpercaya akan kemurnian dan kehigienisannya. Dalam proses penyaringan ini digunakan Lampu Ultraviolet. Jenis Lampu Ultraviolet ini berguna terutama sebagai pembunuh bakteri yang ada pada air yang sedang di saring dalam proses pengolahan air minum. Lampu Ultraviolet juga dibantu dengan ozon dalam proses membunuh bakteri yang ada di dalam air. Penggunaan ozon serta Lampu UV akan menjamin air yang dihasilkan dari hasil penyaringan akan higienis dan steril sehingga bebas dari bakteri pathogen yang dapat mengancam kesehatan anda. (http://www.tirtamandiri.com/ultraviolet-system/)

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Dalam artikel anda dijelaskan bahwa salah satu cara yang digunakan untuk menanggulangi mikroba yang terdapat pada air adalah dengan cara Klorinisasi. Tetapi berdasarkan jurnal yang saya baca di http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL/article/view/456/472, disebutkan bahwa Klorin memiliki pengaruh negatif terhadap kesehatan jika masuk kedalam tubuh, misalnya mengganggu sistem kekebalan tubuh, merusak hati dan ginjal, mengganggu sistem pencernaan, mengganggu sistem syaraf, menyebabkan kanker dan gangguan organ reproduksi. Beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk menggantikan Klorin untuk membunuh mikroba di air adalah dengan cara ozonisasi, proses membran, dan proses radiasi ultraviolet.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kepada saudari Nila Zuqistya atas tambahannya. Pengolahan air minum memang ada beberapa cara, seperti yang telah di jelaskan oleh saudari Nila. Namun semua metode yang di gunakan seperti metode klorinisasi, ozonisasi, proses radiasi ultraviolet semunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. kelebihan metode klorin yaitu :
      1. Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal.
      2. Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hydrogen sulfide.
      3. Dapat menghilangkan bau dan rasa tidak enak pada air.
      4. Dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentuk lumut yang dapat mengubah bau dan rasa pada air.
      5. Dapat membantu proses koagulasi.
      Dan untuk kelemahan pada metode klorin telah dijeaskan oleh saudari Nila, untuk lebih lengkap mengenai kelebihan dan kelemahan pada masing-masing metode dapat di baca di https://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2012/11/klorinasi.docx. terima kasih

      Hapus
  7. Berdasarkan paparan artikel diatas, bahwasanya cukup menarik atas pengetahuan yang diperoleh mengenai kewaspadaan keracunan pada air kemasan, dan sekian banyak Mikroba yang dapat mencemari air minum, Yang ingin saya tanyakan, Bagaimana pendapat anda mengenai air PAM seperti sekarang ini yang merupakan salah satu kebutuhan air yang digunakan setiap harinya, seperti untuk Mandi, Air minum, dan mencuci pakaian?Padahal asal mula dari air PAM tersebut adalah air kotor dan diolah penyaringan sehingga menjadi air bersih? Apakah ada Mikroba yang ikut berperan dalam proses tersebut?Jelaskan! Terimah kasih

    BalasHapus
  8. Pada artikel ini dikatakan pengontrolan mikrobanya dengan cara klorinisasi dan flokulasi. Nah pertanyaannya, apakah cara pengontrolan tersebut dilakukannya oleh semua pabrik air minum kemasan, atau dilakukan oleh kita sendiri saat ingin meminum air kemasan?
    Jika cara klorinisasi ataupun flokulasi dilakukan pada pengolah air minum kemasan, berarti semua air minum kemasan sudah mengandung bahan kimia? bagaimanapun juga tubuh kita tkan idak boleh terlalu banyak mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan tubuh.

    Dan untuk pendapat Nurul Hikmawati dr pertanyaan upi saya ingin menyanggah, penggunaan ultra violet itu tidak selalu menjamin kebersihan air dari mikroba, dalam artikel yang saya baca menyatakan :
    Penggunaan Ultraviolet yang tidak sesuai antara kapasitas dan kecepatan air yang melewati penyinaran Ultraviolet tsb. Akibat air terlalu cepat, maka bakterinya tidak mati. Idealnya, untuk Depot air minum isi ulang kapasitas Ultraviolet minimal adalah Type 5 GPM atau daya lampu 30 Watt dan kecepatan air yang melewati UV tsb adalah 19 liter ( 1 Galon ) per 1 menit 15 detik. (Jangan lebih cepat dari itu). Ultraviolet minimal Type 5 GPM dan penyaringan Micro filter / filter sedimen berukuran mulai 10 mikron s/d 01 micron. (http://www.forumsains.com/artikel/76/)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Saudari Atiyyah atas pertanyaannya dan tambahannya. Sebeneranya untuk pengolahan air minum dalam kemasan terdapat beberapa cara selain dengan metode klorinisasi, ada juga dengan menggunkan metode ozonisasi, radiasi ultraviolet. Yang masing-masing metode memiliki kelebihan da kelemahannya masing-masing. Seperti yang tercantum pada pertanyaan saudari Atiyyah itu merupakan kelemahan pada metode kloriniasasi.
      Tapi menurut artikel yang saya baca pada pengolahan air minum kemasan AQUA metode yng digunakan yaitu metode ozon. Keunggulan metode ozon :
      Oksidan kuat khususnya digunakan untuk menghilangkan Fe dan Mn, biasanya digunakan untuk pengolahan air minum dengan misi komersial dan air dalam kemasan botol (Aqua, dll).
      Kelemahanmetode ozon :
      Stabil di dalam jaringan pipa; terbentuk produk samping (seperti Bromat, asam hidrokarbonat), lalu air yang telah di-“ozon” harus difilter menggunakan filter karbon aktif terlebih dahulu sebelum diozonisasi. http://romindomp1000.blogspot.com/2012/01/teknologi-pemrosesan-air-minum-kemasan.html

      Hapus
  9. Terimakasih saudari Athiyyah atas sanggahannya. Benar bahwa Lampu UV akan menjamin air yang dihasilkan dari hasil penyaringan akan higienis dan steril sehingga bebas dari bakteri pathogen tetapi harus dalam batasan tertentu dan harus sesuai antara kapasitas dan kecepatan air yang melewati penyinaran UV tersebut.

    BalasHapus
  10. luar biasa sekali artikelnya Bu Nining..
    terkait artikel di atas, Saya, ada pertanyaan, Air kemasan kalau saya perhatikan, masa kadaluarsanya sangat lama, bertahun-tahun, bahkan saya lihat sampai 5 tahun?, apakah yang digunakan pabrik dalam mengawetkan air kemasannya?, apakah dengan pengawet kimia?,, atau ditanamkan pengontrol mikrobanya?,, terimakasih Ibu Nining :)

    BalasHapus
  11. terkait artikel diatas, dipaparkan mengenai "kontak langsung dengan sinar matahari dapat memicu perkembangan mikroba tertentu yang mengandung klorofil dan merusak mutu dari kualitas air tersebut ". Lalu bagaimana proses kerusakan tersebut dapat terjadi sedangkan kemasan air masih tertutup rapat sehingga merusak mutu air ? terimakasih :)
    terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walaupun kemasn masih tertutup rapat keruskan pada kulaitas air minum tetap dapat terjadi. Karena sinar ultraviolet yang mengenai plastik kemasan, akan mengaktifkan dioksin dari botol tersebut, melebur bersama cairan minuman. Lebih membahayakan lagi karena dioksin adalah bahan kimia yang bisa menyebabkan kanker payudara.

      Untuk lebih amannya, bila Anda membeli minuman kemasan, sebaiknya habiskan saat itu juga, atau simpanlah di tempat yang sejuk dan kering serta tidak terpapar matahari berlebihan. Dengan begitu, Anda akan terhindar dari resiko kesehatan ini. Meski remeh, namun cukup membahayakan bila terlalu sering dilakukan.http://www.vemale.com/kesehatan/26922-jangan-minum-air-botolan-yang-disimpan-di-dalam-mobil-mengapa.html

      Hapus
  12. Super sekali..... Terimakasih atas informasinya Nining..
    Saya ingin bertanya, bagaimana cara memilih air kemasan yang tidak terkontaminasi oleh mikroba?
    Terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih saudari yolanda atas pertanyaannya.
      Berikut beberapa tips saat membeli produk air minum dalam kemasan yang tidak terkontaminasi oleh mikroba, antara lain:


      Memilih Distributor

      Penyebaran produk air minum dalam kemasan biasanya dilakukan oleh produsen melalui distributor atau yang biasa disebut agen. Jalur penyebaran produk dengan melibatkan banyak pihak seperti ini kerap memunculkan beberapa tindak kecurangan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, untuk menghindari kecurangan, kenali agen yang menjual produk tersebut. Pastikan Anda tidak menemui kecurangan yang dilakukan oleh agen, misalnya mengurangi isi, menambahkan isi, atau bahkan mengganti isinya. Kalau perlu tanyalah pada agen Anda siapakah suplier dari agen tersebut. Jelas atau tidak? Apakah supliernya tetap atau gonta-ganti?


      Penampilan Fisik

      Sebelum membeli, cobalah perhatikan dengan seksama penampilan fisik air minum dalam kemasan tersebut. Kualitas air yang baik adalah tidak berwarna. Kemudian tidak ada benda asing di dalamnya. Yang tak kalah penting, perhatikan apakah ada lendir dalam air minum tersebut. Lendir dinilai penting karena dengan adanya lendir mengindikasikan air tersebut telah tercemar.


      Label Jelas

      Produk air minum dalam kemasan yang baik selalu disertai dengan label yang jelas. Biasanya produsen akan mencantumkan unsur-unsur yang terkandung dalam air. Contohnya pH air, kandungan mineral serta unsur-unsur lainnya. Air minum dalam kemasan yang baik juga akan mencantumkan alamat produsen, depot isi ulang, proses yang dipakai untuk sterilisasi, serta petunjuk penyimpanan.


      Segel Tidak Rusak

      Selain label, pastikan juga segel dalam kondisi yang masih utuh. Biasanya segel diletakkan pada paling luar pada bagian tutupnya. Perhatikan tulisan yang terletak pada segel. Ini sangat variatif pada setiap produsen air minum dalam kemasan. Tapi biasanya pada segel akan tertera tanggal produksi, nama perusahaan, standar SNI, sertifikasi Badan POM, dan tanda untuk membuka segel.http://www.spesialis.info/?cerdas-dalam-memilih-air-minum-kemasan,1286

      Hapus
  13. Saya ingin menyanyakan , saat kemasan mineral dilempar saat proses distribusi, dapat memicu perkembangan mikroba di dalamnya , bagaimana hal tersebut dapat terjadi?Terimakasih sebelumnya:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf saudari Epi Wahyuningsih pertanyaan anda sudah di jelskan dalam artikel ini, untuk lebih jelasnya silahkan dibaca kembali artikelnya.

      Hapus
  14. mengenai artikel diatas...saya ingin bertanya, apakah pemberian klorin untuk mencegah timbulnya bakteri pada air minum tidak berbahaya atau memilki efek samping bagi kesehatan konsumen?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ingin menjawab pertanyaan nihayatu Klorin, khlorin atau chlorine merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses khlorinasi. Sudah umum pula bahwa khlorinasi adalah proses utama dalam proses penghilangan kuman penyakit air ledeng, air bersih atau air minum yang digunakan oleh masyarakat. Proses khlorinasi sangat efektif untuk menghilangkan kuman penyakit terutama dalam penggunaan air ledeng. Tetapi dibalik kefektifannya klorin juga dapat berbahaya bagi kesehatan. Orang yang meminum air yang mengandung klorin memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati.

      Hapus
  15. alhamdulillah ilmu baru,,
    nining, apakah semua air kemasan mengandung bakteri yang sama, lalu bagaimana cara kita mendapatkan air minum kemasan yang bebas bakteri ??,karena aku sering beli air kemasan, bahkan hampir tiap hari... terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berikut beberapa tips saat membeli produk air minum dalam kemasan yang tidak terkontaminasi oleh mikroba, antara lain:


      Memilih Distributor

      Penyebaran produk air minum dalam kemasan biasanya dilakukan oleh produsen melalui distributor atau yang biasa disebut agen. Jalur penyebaran produk dengan melibatkan banyak pihak seperti ini kerap memunculkan beberapa tindak kecurangan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, untuk menghindari kecurangan, kenali agen yang menjual produk tersebut. Pastikan Anda tidak menemui kecurangan yang dilakukan oleh agen, misalnya mengurangi isi, menambahkan isi, atau bahkan mengganti isinya. Kalau perlu tanyalah pada agen Anda siapakah suplier dari agen tersebut. Jelas atau tidak? Apakah supliernya tetap atau gonta-ganti?


      Penampilan Fisik

      Sebelum membeli, cobalah perhatikan dengan seksama penampilan fisik air minum dalam kemasan tersebut. Kualitas air yang baik adalah tidak berwarna. Kemudian tidak ada benda asing di dalamnya. Yang tak kalah penting, perhatikan apakah ada lendir dalam air minum tersebut. Lendir dinilai penting karena dengan adanya lendir mengindikasikan air tersebut telah tercemar.


      Label Jelas

      Produk air minum dalam kemasan yang baik selalu disertai dengan label yang jelas. Biasanya produsen akan mencantumkan unsur-unsur yang terkandung dalam air. Contohnya pH air, kandungan mineral serta unsur-unsur lainnya. Air minum dalam kemasan yang baik juga akan mencantumkan alamat produsen, depot isi ulang, proses yang dipakai untuk sterilisasi, serta petunjuk penyimpanan.


      Segel Tidak Rusak

      Selain label, pastikan juga segel dalam kondisi yang masih utuh. Biasanya segel diletakkan pada paling luar pada bagian tutupnya. Perhatikan tulisan yang terletak pada segel. Ini sangat variatif pada setiap produsen air minum dalam kemasan. Tapi biasanya pada segel akan tertera tanggal produksi, nama perusahaan, standar SNI, sertifikasi Badan POM, dan tanda untuk membuka segel.http://www.spesialis.info/?cerdas-dalam-memilih-air-minum-kemasan,1286

      Hapus
  16. Artikel yang sangat bermanfaat. Saya setuju dengan apa yang telah dipaparkan oleh saudari Nining, bakteri pada air mineral tersebut dapat mecemari air mineral mulai dari tahap produksi sampai dengan tahap distribusi. Jadi harus ada pengwasan yang ketat dan berkesinambungan dari pihak yang terkait untuk menjaga kwalitas air mineral di negeri kita ini.

    BalasHapus
  17. Sedikit informasi dilansir dari info.kesehatan.net/antara-air-minum-sehat-dan-air-minum-dalam-kemasan/
    Mengenai standar kualitas air minum sehat dari pemerintah , pemerintah melalui keputusan menteri kesehatan no 907 thn 207 tentang syarat & pengawasan kualitas air minum , telah menetapkan 3 syarat yg harus dipenuhi .
    1. Syarat fisik , dalam hal ini dari segi fisik layak konsumsi
    2. Syarat kimiawi, air minum sehat tidak boleh tercemar logam berat, zat berbahaya dll.
    3. Syarat mikrobiologi, air minum tidak boleh mengandung cemaran mikroba pathogen .
    Kurang lebihnya seperti itu.

    BalasHapus